Menyatukan dua kepala lebih sulit dari menyatukan dua hati

Masa pendekatan yang singkat dalam menjalin hubungan terkadang justru akan terlihat sifat asli pasangan kita setelah beberapa lama menjalani hubungan.

Ego, amarah serta hal-hal yang awalnya manis menjadi terasa berbeda ketika secara utuh kita mengetahui bagaimana dirinya sebenarnya.

Ada yang merasa terkejut melihat pasangannya yang ternyata memiliki sifat jauh lebih buruk dari ketika mengenal pertama (masa pendekatan) tapi ada juga yang justru semakin cinta karena beruntung mendapatkan dia.

Saya, adalah salah satu orang yang merasa sangat beruntung karena memiliki dia.

Jalan yang kami lewati tidak mudah, banyak hambatan diawal hubungan. Menyatukan dua kapala yang berbeda, jauh lebih susah dari pada menyatukan dua hati.

Dia, adalah orang yang justru banyak berubah jauh lebih baik seiring hubungan kami. Dia, tak pernah segan berusaha untuk berada dalam satu lintasan yang sama dengan saya.

Dia, membagi segala isi kepalanya dan juga menyatukan isi hatinya dengan saya. Dari hal yang sangat pribadi hingga hal yang harus kami mengerti satu sama lain.

Dia, mengerti setiap mimpi-mimpi kami dan juga mimpi saya ataupun mimpinya sendiri. Selalu mendukung dan menopang jika salah satu diantara kami terjatuh.

Dia, tak pernah luput untuk menenangkan gemuruh badai yang berkecamuh di dadaku ketika menerjang gelombang dunia kerja.

Dia, mengajarkanku banyak hal termasuk saling bertahan untuk hubungan yang tidak pernah terbesit dalam benak kami untuk diakhiri.

Jarak, waktu, komunikasi dalam kesibukan karir bukan hal mudah untuk kami jinakkan. Kesabaran yang harus selalu kami isi setiap saat, pengertian adalah selimut ketika ingat akan mimpi kami.

Kami hanyalah orang biasa yang mencoba menjadi luar biasa dengan adanya satu sama lain.

“Jangan tinggalin aku” ucapnya yang saya tangkap dengan senyuman dan anggukan kepala.

Tidak ada kebahagian lain sebab semakin hari rasa cinta ini justru semakin besar untuknya.

Untuk dia yang selalu menerima saya apa adanya dan yang selalu ingin berjuang bersama untuk menggapai mimpi.

Bandung

Mau cerita banyak hal tentang Bandung, pasti kalah seru dengan travel blog ataupun orang-orang yang menjelajah keindahan Bandung bahkan hingga tempat-tempat tersembunyi.

Bandung

Datang, menikmati keindahan kotanya, kulinernya dan juga wisata-wisata yang disajikan untuk para pelancong.

Seminggu di Bandung setidaknya puas dimanjakan dengan kearifanlokalnya serta mengunjungi sanak famili. Hal menakjubkan bagi saya, ya apa lagi selain ketemu bakcang 🙂

Beneran kalo emang jodoh ya ga akan kemana, padahal ga ada niat khusu untuk sengaja mencari tapi ga taunya ketemu di stasiun Cicalengka. Gimana ga histeris dan langsung menyantap dua sekaligus. Bakcang akan selalu menjadi makanan agung yang tidak tersaingi.

Ada lagi pengalaman makan enak pinggiran jalan yang bahkan mau markirin motor aja susah. Seafood khas masakan Cina. Tak dinyana yang jual adalah bapak dan ibu yang mengenakan hijab. Saya pikir pemilik dan yang masak adalah orang cina, ternyata bukan.

Kangkung hot plate, ajib bener. Kangungnya masih kerasa kriuk-kriuk seger dan kuahnya ada irisan daging, jamur, juga telur puyuhnya. Satu porsi begini kami makan bertiga tidak habis, karna porsinya yang memang besar. Selain itu juga kami memesan ayam kuluyu, atau sebagian orang menyebutnya ayam koloke. Makan dan minum ber-3 hanya habis dengan 100k.

Sempat juga mengunjungi Cibaduyut dan pulang membawa 5 pasang sepatu. Makan bakso bandung di pinggiran jalan. Ngebungkus 3 batang peyeum dan enak kemudian nyesel kenapa habis sekejap, ternyata enak.

Sempat juga merasakan ngantri hampir satu jam lebih demi Bolu Susu Lembang, awalnya iseng sih 🙂 tapi karna “ah mungkin sebentar lagi” berujung kepanasan puluhan menit.

Bandung

Kami akan kembali.

Adalah dia

10 hal yang ia tidak suka

1. Socmed, dan sangat tidak ia sukai

2. Keju, terutama keju di roti

3. Bawang putih, mencium aromanya saja bisa membutnya sakit kepala

4. T-rex, bukan binatang purba tapi itu adalah julukan untuk atasannya

5. Kacang panjang, walaupun yang bentuknya sudah tak panjang

6. Setiap kali beradu pendapat, ia sangat tidak menyukai jika perdebatan itu tidak memiliki solusi sebelum tidur di malam hari

7. Sesungguhnya, ia tidak suka warna mobilnya sendiri

8. Meninggalkan kota tempatnya sekarang berada, baginya itu adalah zona nyaman yang tidak ingin sama sekali ia tinggalkan

9. Macet, hal yang harusnya sudah menjadi terbiasa tapi tetap ia tidak bisa menerima kemacetan yang akan membuatnya merubah mood

10. Jika aku tidak memberi kabar bahkan di kondisi sibukku, ia sangat tidak menyukai itu karna menurutnya itu adalah awal mula menciptakan jurang di hubungan kami.

10 hal yang ia sukai

1. Pedas

2. Aneka masakan rumahan

3. Romantis, ia sangat menyukai jika memiliki pasangan yang romantis

4. Traveling menuju daerah-daerah baru

5. Menghabiskan waktu libur hanya untuk bermalas-malasan, kruntel-able

6. Coklat, susu ultra, ceker pedas, sempol, es krim, nanas

7. Mendengarkan cerita apapun itu dari pasangannya, dia akan menjadi pendengar yang baik dan selalu tertarik dengan cerita-cerita kehidupan pasangannya

8. Mewujudkan apapun yang disukai pasangannya

9. Kerja

10. Surabaya

10 hal dia “banget”

1. Untuk berinteraksi dengan klien tempatnya bekerja, ia sangat mudah akrab hingga terkadang nampak tidak ada gab

2. Ia adalah seseorang yang sangat pemalu terutama untuk orang-orang yang baru dikenal atau bahkan tidak ia kenal di luar konteks pekerjaan

3. Sering mengesampingkan kebutuhannya sendiri, apa lagi untuk hal-hal kecil

4. Kecintaannya terhadap kota Surabaya seperti cinta sejati yang tak ingin ia tinggal begitu saja, walaupun Malang ataupun Bali juga pernah ia jadikan tempat bermukim

5. Sering telat ngantor, apalagi jika bukan karena macet yang selalu menjadi penyebab ia menggerutu

6. Cerdas, good looking, sopan

7. Tidak memiliki hobi khusus

8. Memiliki banyak impian yang ia gantungkan dan benar-benar terpacu untuk mewujudkannya

9. Management keuangan sedikit berantakan

10. Panda lovers.

17 Januari 2018

Hari ini, adalah harimu.

Pertama, aku sudah mengirimkan Mocky yang segede gaban.

Kedua, aku sudah menghadiahkan hal yang akan selalu membuatmu tersenyum melihatnya.

Ketiga, ku tulis ini agar kekal sebagai pengingat ulang tahunmu.

Untukmu yang sudah menemukanku, hari ini bertambah usiamu. Semoga dengan bertambah satu usiamu akan menjadikan semua kebaikan-kebaikan terus singgah satu demi satu. Semua impian yang sempat kau ucapkan padaku tercapai satu demi satu.

Ketahuilah, kamu adalah seseorang yang dengan kedewasaan mampu membuatku merasa nyaman menceritakan banyak hal. Jika aku berada dalam kondisi terpuruk, kamu akan menyediakan sandaran dan memberi solusi.

Jika aku melakukan kecerobohan, kamu akan berusaha menuntunku untuk memperbaiki tanpa menghakimi.

Ada banyak hal yang membuatku nyaman untuk tetap berada di dekatmu.

Semoga ulang tahun kali ini, akulah yang menjadi pelengkap kebahagianmu.

Masih banyak ulang tahun berikutnya yang bisa kita lewati bersama. Menyertakan aku di setiap hari istimewamu adalah kebanggaan untukku.

Selamat ulang tahun untukmu yang tak pernah lelah mencurahkan kesabaran dan pengertian yang luas.

Selamat ulang tahun untukmu yang “pokoknya kalau mau bobo harus bilang good nite dulu”.

Selamat ulang tahun untukmu yang telah memintaku untuk terus sayang kepadamu.

Terimakasih sudah melewati pertambahan usiamu kali ini bersamaku.

Xoxo

Aufa.

[48 Buku] Blue Sea

Judul: Mestakung

Terbit: Januari 2018

Satu lagi, menjadi penulis terpilih di ajang lomba yang diadakan oleh Ellunar. Alhamdulillah dari peserta yang mencapai seribu akhirnya kepilih jadi salah satu kontributor buku yang dicetak.

Sesuai nomer pada judul postingan ini, cerpen ke 48 yang berhasil menjadi kontributor. Walaupun akhir-akhir ini semakin tidak produktif. Semakin jarang ikut lomba nulis :(.

Judul cerpennya Mestakung, tentu dari kalimat semesta mendukung. Saya mengisahkan seorang anak pemulung yang berjuang melawan nasibnya sendiri. Ia berani memberontak dari kediktatoran seorang preman yang menguasai hidupnya. Tak sedikit luka yang ia terima karena perlawanannya itu, tapi ia selalu bangkit untuk mencoba karena ia yakin jika semesta mendukung.

Seorang anak kecil melawan kesewenangan premanisme, mestakung.

Menulisku 2017

Mengawali dunia menulis di tahun 2014, kala itu hanya sebatas menulis puisi-puisi biasa, sajak-sajak sederhana juga banyak sekali menulis hal-hal yang ada di kepala dalam garis waktu.

Menjadi tertarik dengan cerpen ketika pertamakali membaca sebuah cerpen dari pranara yang terunggah di garis waktu. Semakin sering membaca cerpen hingga belajar menulis hanya dengan bentuk sederhana. Tulisan yang singkat.

Saya merasa cerpen saya begitu dangkal dan begitu mentah, hal tersebut membuat saya semakin ingin menenggak ilmu lebih banyak lagi. Keterbatasan akses membuat saya ingin segera keluar dari zona isolasi. Saya pernah mencoba belajar dan mencari ilmu dari salah satu penulis di kota saya tinggal sekarang, Banjarbaru. Namun, harus berakhir dengan pahit karena saya hanya mendapatkan respon acuh dan tak pernah sama sekali ditanggapi dengan cara yang baik. Saya tidak berkecil hati, malah itu saya gunakan sebagai cambukan untuk menunjukan jika banyak ilmu yang bisa saya dapatkan tapi tidak melalui dirinya.

Saya juga pernah bertanya mengenai menulis cerpen ke salah satu penulis (yang saat ini sudah menerbitkan banyak novel dan digandrungi para remaja) ketika ia membuka kesempatan bagi siapapun untuk mengirimkan surel ke alamatnya. Masih sama, saya tidak mendapatkan balasan apapun, yang padahal saya hanya menanyakan mana yang lebih dulu dicari, tema tulisan atau tulisan yang pada akhirnya akanmengerucut menjadi satu tema.

Atas kedua kejadian tersebut, saya tidak pernah menyerah. Saya memperbanyak ilmu dengan sering membuka twiter dan mengikuti akun-akun yang secara cuma-cuma kerap membagi tips menulis. Hingga saya mampu merampungkan satu cerpen dengan struktur sebuah cerpen yang utuh.

Saya tidak merasa puas dengan tulisan saya, dan saya mencoba melihat sampai sejauh mana hasil karya saya jika disandingkan dengan penulis lain. Maka, pada saat itu saya mengirim tulisan saya untuk mengikuti sayembara lomba menulis. Itupun berkat dorongan beberapa teman yang mengatakan jika tulisan saya layak untuk diikutsertakan. Memang benar, saya bukan orang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Namun, setelah melihat tulisan saya untuk pertamakali terpilih dan dibukukan oleh komunitas menulis, seolah menjadi penyegar bagi sahara.

Saat itu saya sangat menggemari jika ada lomba yang memberi fasilitas review oleh jurinya. Sebab yang saya perlukan adalah koreksi dari tulisan saya dari orang yang memang benar-benar memiliki jam terbang tinggi dan memiliki banyak karya yang berkualitas bagus. Semua perjalanan tidak mudah tentunya, saya juga pernah mendapatkan kritikan pedas jika tulisan saya hanya mengandung unsur ranjang. Walaupun saya berusaha menyangkal tapi kritikan tersebut saya jadikan untuk membenahi gaya menulis saya.

Terhitung sampai saat ini saya sudah banyak mengikuti lomba menulis, hanya untuk mengasah kemampuan saya menulis dan juga mengetahui seberapa bagus peringkat tulisan saya jika dibandingkan dengan yang lain. Tentu saja setiap lomba memiliki karakter penilaiannya masing-masing. Hingga saya memenangkan lomba dan berhak menerbitkan satu buku di pertengahan tahun 2014 buku kumcer solo saya yang pertama lahir dnegan judul Kamandrah. Buku kedua lahir di awal tahun 2016 dengan judul Renjana. Jika dihitung mungkin sudah berjumlah ratusan lebih cerpen yang saya tulis, sebab sampai saat ini saya sudah memiliki 45 list antologi yang masing-masingnya berisi karya saya. Tentu saja untuk mencapai angka itu harus melewati tahap seleksi terlebih dahulu.

Saya sangat menyukai cerpen karena dalam ukuran sederhana tapi memiliki banyak unsur di dalamnya. Cerpen yang harus padat dan berisi, tidak bertele-tele serta membuat pembaca mampu berdecak hanya dengan membaca beberapa menit saja. Cerpen yang isinya tidak monoton hanya sebatas kisah cinta biasa. Saya akui, saya masih perlu banyak belajar lagi untuk bisa membentuk cerpen yang bagus, tentu saja tidak untuk semua orang sebab seorang penulis tidak akan pernah mampu memuaskan seluruh pembaca karyanya.

Sampai saat ini, saya masih perlu banyak ilmu lagi. Namun, saya akan bersenang hati membagi ilmu menulis sebab saya pernah berada dalam posisi yang diacuhkan oleh seorang penulis hingga saya berusaha untuk melakukan hal yang sama kepada mereka yang datang kepada saya. Barangkali ilmu sedikit saya bisa saya bagikan, mana tau mampu menjadi hal besar bagi penerimanya.

Dalam waktu dekat juga saya akan menerbitkan satu lagi kumcer, yang tentunya berbeda dengan Kamandrah dan Renjana. Setelah itu, saya mulai akan menyusun untuk projek kumcer konvensional. Semoga bisa satu demi satu target saya terpenuhi, Amin.

Banjarbaru, 05 Desember 2017

Mestakung

Mestakung adalah sebaik-baiknya doa.

Maka hadirlah aku di hadapan dirinya malam itu di Gubeng. Tidak sia-sia setelah menempuh 5 jam perjalanan dari kota Solo.

Kami bersama-sama berusaha untuk saling menemukan ketika berada di Gubeng. Permainan kecil yang sengaja kami bikin untuk pertemuan pertama ini. Jelas, ia lebih mudah menemukanku daripada aku yang sedikit tersesat di antara kerumunan penumpang lain.

Aku tak menyangka begitu mudah ia menghangatkan suasana. Caranya memulai pembicaraan kami yang aku terpaku dalam kegugupan. Perhatiannya yang membawakan barang bawaanku hingga ia memilihkan tempat makan dengan berkali-kali menanyakan apa yang ku pilih. Walaupun, sesampainya di tempat makan ia harus repot mencarikan kecap sebagai penawar dari rasa pedas kapulaga dalam kuah sup yang ku makan.

Bagaimana bisa aku tidak bertekuk lutut pada dirinya ketika ia memperlihatkan caranya memperlakukan seseorang yang ia cintai. Tidak terlihat jarak kedekatan kami, tidak ada batasan antara komunikasi kami.

Aku tau kita pernah sama-sama jatuh pada pengalaman masa lalu, kami pernah terluka begitu perih hingga dengan cara sederhana saling menemukan.

Jangan pernah berpikir hal-hal buruk yang belum tentu terjadi, pikirkan saja hal-hal baik, supaya kita juga dikasih yang baik-baik — ucapnya.

Ia memberikan apapun yang ku butuhkan bahkan hal-hal yang tak sempat ku pikirkn detail. Ia bahkan membelikan keperluan-keperluan untuk menunjang penampilanku. “Marketing harus benar-benar dijaga ya, alerginya diobatin nanti, jerawatnya juga jangan lupa cuci muka terus.” Ya, seperti itu adanya. Sebab katanya “Duniamu itu seperti di pekerjaan kamu, bahkan aku tergeser dari itu. Caramu menceritakan masalah kerjaan selalu semangat.” Ia memberikan support dari segala hal.

Ia yang selalu bawel mengingatkan mengingatkan membeli vitamin. Krim bibir bahkan juga keperluan-keperluan pekerjaan.

Katanya “Bersama denganmu aku merasa nyaman, belum pernah seperti ini dengan sebelum-sebelumnya, itu sebabnya aku bisa menjadi diriku sendiri di depan kamu tanpa merasa jaim.”

Akupun merasakan hal yang sama, hanya kepadanya aku bisa semudah itu bercerita masalah pekerjaan (dan di dengar), bercerita hal-hal yang tak penting, juga berbicara tentang mimpi-mimpi.

Ia tak pernah membirkanku membawa barang belanjaan seorang diri, bagian terberat pasti ia yang mengambil alih. Sedangkan dompet dan ponsel miliknya selalu berada di tanganku. Aku memiliki paswot ponselnya, tapi dengan itu bukan berarti aku berani membongkar isi ponsel dan dompetnya.

Begitulah caraku menjaga privasinya hanya membuka waze, dan begitulah caraku memberi kepercayaan kepadanya. Tidak semua hal harus terus diawasi, percayalah jika ia memang cinta maka bersetia adalah salah satu wujud.

“Kiss me baby” katanya ketika kami menembus kemacetan kota.

“Kamu lembut banget sih sayang” katanya ketika aku berada dalam pelukannya.

“Kamu ko liatin aku kek mau bunuh gitu sih hahaha…” katanya ketika dia salah tingkah sebab pandanganku hanya tertuju padanya.

“Manja banget sih, sayang” katanya ketika aku merengek meminta sesuatu padanya.

“Bien tangannya berbulu kek gorila” katanya yang spontan membuatku tertawa.

Ia selalu menjaga apapun yang ku berikan padanya. Ia menjaga Snow boneka putih yang bahkan lebih baik dariku. Ia selalu menjaga Snow agar tetap bersih dan wangi.

Aku tak memberinya izin untuk memelihara kucing.

Aku melarang ia untuk mengenakan lagi sweater yang pernah ia kenakan ketika menjemputku di Gubeng.

Aku yang sangat melarangnya untuk memaki ketika dalam kemacetan jalanan.

Aku tak pernah mengizinkannya untuk membeli barang-barang sebelum benar-bener ia perlukan.

Aku yang begitu banyak larangan dan ia yang hanya dengan 1 larangan jangan selingkuh. Namun, ia tetap menggandeng tanganku penuh cinta. Ia tetap ada bersamaku, untukku.

Untuknya ku tulis ini, untuknya ku curahkan segala hatiku. Untuknya yang ku temukan dengan mestakung.

Kami pernah berada pada masa kritis dan kami sekarang saling memiliki dengan Mestakung (semesta mendukung).

Caranya menemukan ku


Sebelumnya begini http://aufa.my.id/2017/09/01/surat-untuk-kamu/ 

“Apa sih yang bikin suka sama aku?”

“Karna aku baca blog kamu.”

“Maksudnya?”

“Iya, aku cuma googling namamu dan tau blog kamu, aku baca tulisan kamu yang judulnya Surat Untuk Kamu.”

“Aku bahkan lupa isinya.”

“Aku hanya merasa surat itu ditujukan untuk aku, aku seperti menemukan cinta diantara rasa lelah. Rasa lelah yang juga pernah aku rasakan.”

“Iya, surat itu aku tulis ketika aku benar-benar menyampaikan harapan kepada semesta agar memberiku orang yang mampu berjuang bersama.”

“Dan Tuhan menjawab doaku dengan mengirimkan kamu. Ntah kenapa jalan kita seolah dimudahkan untuk saling menemukan. Jika bukan, memang karena kita sudah ditakdirkan untuk saling melengkapi.”

“Aku tak pernah bersikap manis padamu, bahkan aku selalu mematahkan dan penuh arogansi ketika membalas semua chat darimu, kenapa memilih untuk terus bertahan?”

“Emmm… aku hanya merasa masih ada yang kurang jika aku harus memilih berhenti seketika itu. Ada sesuatu yang seolah menarikku untuk dapat memilikimu.”

“Kau penuh hal-hal yang membuatku merasa nyaman.”

“Kau penuh gelora yang membuatku merasa bahagia.”

Dia hadir menawarkan kenyaman, dalam lembut suaranya, dalam riang tawanya. Dia mengatakan jika ia benar-benar menginginkanku, ia merasa menjadi orang yang tepat sebagai objek tulisanku dalam Surat Untuk Kamu.

Ia menunjukan dengan caranya jika ia mengagumi ku, jika ia tak ingin melepaskanku. Ia juga meyakinkan bahwa hanya ada aku yang selama setahun lebih ia berada dalam kesendirian.

Tak bisa ku pungkiri, akupun jatuh hati padanya dengan merasakan ketulusan dan kesabarannya.

Aku pernah berujar kepada semesta jika aku akan bahagia sama seperti ketika kulihat masa laluku berpaling untuk orang lain. Aku pernah berjanji untuk tidak lagi membuat penyesalan karena melepaskan orang yang baik.

Saat ini, terasa genap dan utuh sudah lubang hatiku. Dia adalah sebenar-benarnya orang yang bahkan belum ku kenal sebelumnya dan membaca harapanku kemudian meluluhkan hatiku.

Dia adalah keindahan yang ingin ku jaga, sebab firasatku saat ini, dialah yang terbaik dari semua yang pernah ku miliki.

Bukankah sangat menyenangkan ketika jatuh cinta pada orang yang juga jatuh cinta kepada kita dengan seluruh hatinya. Seseorang yang mencintai kita apa adanya, seseorang yang tak pernah menempatkan kerumitan perihal dicintai dan mencintai.

Dia, adalah seseorang yang selalu membaca doa tidur dan ucapan “semoga selalu bahagia” sebelum menutup matanya dengan banyak rindu bertuliskan namaku.
Banjarbaru, 24 Oktober 2017
With love,

Aufa.

Cerita sore ini


Sedikit ku tulis di sini,

Aku bukan orang yang pandai merangkai kata dan menjadikannya dalam sebuah sajak cinta.

Aku bukan orang yang berani mengucapkan janji-janji manis kemudian menjadikan seperti mimpi yang tak pernah terwujud.

Padamu aku kisahkan sedikit tentangku, tentang kita jika nanti menjadi satu.

Aku hanya ingin terus memilikimu bahkan sampai “selama-lamanya” seperti ucapmu. Aku hanya ingin terus berada dalam cinta yang nyaman, cinta yang tak harus melewati banyak permasalahan hanya untuk saling berdebat hal-hal kecil.

Aku adalah orang yang nanti akan mencandu pada pelukan kita yang hangat, seolah enggan melepas hanya untuk berpisah sejenak.

Aku adalah orang yang nanti akan menjadikan detak jantungmu sebagai suatu aspirin ketika ku rebahkan kepalaku pada pelukanmu. Sedekat itulah kita nantinya, seperti itulah aku yang akan menghabiskan waktu berbahagia bersamamu.

Aku tidak mampu selalu ada disetiap permasalahan-permasalahanmu. Namun, percayalah setiap kali kau pulang akan selalu ada aku yang menunggumu sebagai rumah untukmu melepas semua lelah.

Aku yang akan mengusap lembut rambut-rambutmu dan memberi kecupan hangat di kening, seolah yang ingin ku sampaikan “tak perlu kawatir, apapun itu akan selalu ada di dekatmu.”

Aku adalah kekasih yang selalu ingat jika hatiku sudah kau miliki dan jika cintaku tak lagi untuk yang lain.

Aku tak mampu selalu ada di dekatmu tapi aku adalah orang yang akan selalu berusaha untuk selalu ada. Aku memiliki keterbatasan-keterbatasan kuasa, tapi setidaknya aku tidak hanya diam untuk membuktikan betapa cintaku untuh untukmu.

Aku adalah rindu dalam diam, resah dalam ketidakberdayaan tanpa kuasa untuk memiliki.

Aku adalah seseorang yang menunggumu datang untuk menjadikan yang biasa terasa tidak biasa. Menjadikan yang asing menjadi kekasih.

Menjadikan aku, sebagai kekasih.

Sisanya ku berikan padamu.

Hidup terlalu singkat untuk menunggu yang tak pasti


Cinta hadir karna terbiasa, atau karena adanya cinta maka jadi terbiasa?

Memiliki seseorang yang benar-benar dekat tentu saja menjadi tempat kita untuk menceritakan segala hal. Seolah dia adalah sebagian dari diri kita. Seolah tanpa membagi dengannya belum cukup lengkap. Seharusnya begitulah hubungan yang menyenangkan, berbagi segala hal bersama.

Kita yang paling tau bagaimana pasangan kita, kita seharusnya juga tau seberapa besar rasa cintanya.

Memang, sekedar cinta saja tidak cukup. Namun, setidaknya jika benar itu cinta segalanya akan menjadi mudah.

Pertengkaran akan mudah terselesaikan jika ada cinta. Sebab cinta jauh lebih kuat dari ego, sebab cinta tak akan menyakiti, dan cinta justru memberi ruang yang nyaman.

Terkadang untuk takut kehilangan dia kita sangat yakin jika itu cinta, tapi bagaimana jika hanya ketajutan karena tak ingin sendiri?. Bagaiman dengan ketakutan dengan “sayang sudah jalan tahunan sama dia”?. Bagaimana dengan ketakutan jika bukan dia tapi kelengkapan-kelengkapan lain dari dirinya yang kita butuhkan?.

Beberapa orang lebih memilih bertahan dengan kondisi hubungan yang sudah tidak lagi harmonis, mungkin karena cinta, mungkin malas memulai untuk mengenal dan jatuh cinta dengan hal baru dan mungkin saja sama-sama terperangkap dalam pesakitan dan luka.

Sebagian lagi berani memilih menghentikan apa yang membuatnya tak nyaman demi menemukan hal baru. Siapa bilang hal mudah untuk membunuh rasa cinta dan benar-benar belajar untuk menutupnya. Ada yang benar-benar berhasil dengan mudah begitu menemukan orang baru, ada juga yang harus tertatih sebelum ia tersenyum dengan cintanya yang baru.

Memilih bertahan atau melepaskan, yang mana saja asal pastikan tidak untuk menyakiti diri sendiri juga orang lain. Percayalah sebab semesta akan memperhitungkan apa yang sudah kita tuai.

Hidup terlalu singkat jika hanya dihabiskan untuk menunggu yang tak pasti, tak terkira sudah berada di ujung tahun dan melihat kebelakang tak ada yang sudah benar-benar berarti, tak ada cinta yang pantas dibanggakan, kosong.

Jikalau dipenghujung tahun ada yang bertanya tentang kebahagiaan apa yang sudah kau dapatkan setahun belakangan, apa yang akan kau ceritakan?